25 Januari

Aku melayangkan pandangan ke seberang jalan, ke arah gedung bertingkat tempat gadisku bekerja. Hari ini adalah hari istimewa. Gadisku yang cantik berulang tahun. Dan aku sudah menyiapkan kado spesial untuknya. Lalu di sini, di bawah pohon rindang yang dijadikan sebuah pangkalan ojek, aku menunggunya.

Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 16.30. Sebentar lagi jam kerja gadisku akan berakhir. Melenggang dengan senyum di bibirnya, melewati pagar kantor bersama beberapa teman sambil sesekali bersenda gurau.

Gadisku memang ramah, lincah, dan ceria. Aku jarang melihatnya termenung atau meneteskan air mata. Bagiku, dia adalah wanita yang tangguh. Dibesarkan dalam keluarga broken home membuat dia menjadi pribadi yang tegar dan mandiri. Aku mencintainya.
Amat sangat.

Akhirnya yang kutunggu menampakkan batang hidungnya. Memakai baju lengan pendek berwarna putih dan rok merah selutut kesukaannya, gadisku terlihat amat cantik. Aku menunggunya dengan tidak sabar. Beberapa langkah lagi aku akan bertemu dengannya dan melepas rindu.

Tiba-tiba, sebuah mobil yang sedang melaju kencang menyambar tubuh gadisku dengan cepat. Aku melihatnya terpental beberapa meter, lalu tergeletak bersimbah darah di tengah jalan. Tak bergerak. Tak ada nadi yang berdetak. Lalu manusia menyemut dengan cepat.

Aku melihatnya tanpa berkedip. Untuk sesaat aku tercekat. Lalu kelegaan menerpaku dengan segera.

Aku tersenyum.

Akhirnya, tak ada lagi yang akan menghalangi cinta kami.

Pada 25 Januari, tepat di usianya yang ke-20, aku menjemputnya.

-END-
Pangkalpinang, 25 Januari 2014
214 kata

Ditulis dalam rangka ulang tahun Monday FlashFiction yang pertama.

8 thoughts on “25 Januari

  1. “Beberapa langkah lagi kami akan segera bertemu dan melepaskan rindu.”
    berarti si gadis tahu dia ditunggu hantu kekasihnya? πŸ˜€

    hehe terima kasih sudah ikut berpesta ya πŸ™‚

Tinggalkan Balasan ke isyiaulfa Batalkan balasan