PUKUL DUA BELAS MALAM…

Perlahan, kuseret tubuhmu yang sudah tak bernyawa. Darah tampak berceceran di lantai. Aku tak perduli. Akan kubereskan semua jejak setelah menyelesaikan misiku. Aku puas! Setelah tertunda beberapa hari, akhirnya aku berhasil juga menghabisi nyawamu! Sekarang sudah tidak ada lagi suara berisik yang selalu menggangguku sepanjang hari.

Kutatap pisau yang sudah tersusun rapi di atas meja. Semua sudah ku asah setajam mungkin. Ada sebuah parang juga. Tampaknya rencanaku hari ini benar-benar sempurna! Tanpa sadar, bibirku menyunggingkan sebuah senyuman. Kepalaku pun mulai dipenuhi suara-suara yang tak diundang. Semuanya menyuruhku untuk segera memotong-motong tubuhmu. Bravo! Sekarang aku akan mempraktekkan apa yang sering kudengar selama ini. Mungkin mereka yang sering memutilasi merasakan sensasi yang kualami sekarang.

Detak jantungku berdebar semakin cepat, aliran darahpun terasa mengalir semakin deras. Ini benar-benar menyenangkan! Lalu, dengan nafsu anehku yang semakin liar, kupotong-potong tubuhmu yang bersimbah darah. Mulai dari kepala, tangan, kaki, lalu dada, perut….. “HUAHAHAHAHAHAHAHA….!!!!!!” Aku benar-benar bahagia! Potongan-potongan tubuhmu tampak begitu sempurna. Ini menyenangkan! Benar-benar menyenangkan!!

Kulirik jam dinding di sampingku. Jam dua belas malam. Benar-benar waktu yang tepat! Tenang sayang, tubuhmu akan kususun dengan rapi di dalam kotak cantik yang kubeli tadi pagi. Sengaja kusiapkan untukmu. Meskipun caraku menghabisi nyawamu tidak secantik kotak itu.

Aku baru saja mengumpulkan potongan tubuhmu, ketika tiba-tiba saja aku mendengar suara langkah kaki dan nafas yang terengah-engah. Aku terdiam. Kupandangi sekitar. Tubuhmu masih berserakan di lantai! Aku belum membereskan semua jejak yang masih tertinggal! Semua masih berantakan!!! AARRRGGGHHHH…!!!! INI BENAR-BENAR GAWAT!!!! Keringat dingin mulai bercucuran di tubuhku. Ruangan yang tadinya memang sepi terasa makin mencekam. Langkah kaki itu semakin dekat dengan tempatku berdiri sekarang. Lalu… pintu yang ternyata lupa kukunci pun terbuka lebar! Sesosok laki-laki berjalan ke arahku dengan mata yang terbelalak. Merah menahan amarah!! Tangannya menggenggam erat sebuah parang yang sepertinya baru diasah. Tiba-tiba dia mengacungkan parangnya ke arahku sambil berteriak marah!

“CUMA MOTONG KAMBING SATU EKOR SAJA KAMU BUTUH WAKTU SEHARIAN JONOOOO…???!!!!! CEPAT SELESAIKAN SEKARANG!!!!!!”

“I…Iya yah…”

2 thoughts on “PUKUL DUA BELAS MALAM…

Tinggalkan komentar